Perusahaan Raksasa Telekomunisasi Dunia AT&T Ganti Rugi 5 juta $ untuk Pelecehan jilbab

KANSAS CITY – Seorang wanita mualaf dari Kansas City, negara bagian Missouri, Amerika yang masuk Islam pada 2005 lalu mengklaim telah dilecehkan selama bertahun-tahun oleh perusahaan tempatnya bekerja, AT&T dan mencapai puncaknya pada 2008 ketika pimpinannya menarik jilbabnya hingga terlepas dan rambutnya terlihat.

Tim juri pengadilan Jackson County akhirnya memenangkan kasus yang dialami Susann Bashir dan memerintahkan AT&T untuk membayar ganti rugi sebesar 5 juta dolar AS kepadanya beserta uang sebesar 120.000 dolar AS dalam bentuk gaji yang tak terbayar dan kerugian lain.

Kompensasi itu merupakan keputusan juri yang terbesar untuk kasus diskriminasi kerja dalam sejarah Missouri.

Dalam gugatan di pengadilan, Susan mengatakan lingkungan kerjanya menjadi penuh permusuhan tak lama setelah ia masuk Islam. Rekan-rekan kerjanya membuat komentar pelecehan terhadap Islam dan menyebut jilbab sebagai ‘sesuai di kepalanya’.

Bashir sudah bekerja selama 10 tahun di kantor AT&T di Kansas City sebagai pembangun jaringan serap optik sebelum dipecat dari pekerjaannya yang berpenghasilan 70.000 dolar AS per tahun. Ia mengalami diskriminasi agama hampir setiap hari selama tiga tahun bekerja di sana. Salah satunya adalah ia ditanya apakah akan meledakkan bangunan dan disebut ‘kepala berhanduk’ dan teroris.

AT&T tidak setuju dengan putusan itu dan akan mengajukan banding.

Namun Susan hanya menerima jauh lebih sedikit dari 5 juta dolar AS karena hukum di Missouri membatasi ganti rugi seperti itu lima kali dari jumlah kerugian sebenarnya, ditambah biaya untuk membayar pengacara.

Putusan ganti rugi terbesar sebelumnya terjadi pada 2009 ketika Mohamed Alhalabi, seorang Muslim keturunan Arab-Amerika, mendapat uang sebesar 11.949 dolar AS di pengadilan St. Louis County Circuit Court dalam kasus terhadap Departemen Sumber Daya Alam Missouri.

Pada tahun sama, juri di Jonesboro, Arkansas memerintahkan AT&T untuk membayar uang sebesar 1,3 juta dolar AS kepada dua mantan pegawainya yang dipecat karena menghadiri sebuah pertemuan gereja Jehovah’s Witnesses.

Susan Bashir mengaku pelecehan terhadapnya terus berlanjut hingga pada Maret 2008. Kasus itu sangat mengganggu kehidupan rumah tangga-nya. Ia pun bercerai dan bersama putrinya pindah ke Anchorage, Alaska dan bekerja sebagai manajer apartemen. (yahoo/meidia)